Thursday 15 July 2010

#1 Pilot

Galang mencabut kunci kamarnya, lalu keluar, kemudian kembali memasukkan kunci kedalam lubang diengsel pintu untuk menguncinya. Hari sudah siang, saatnya mencari makan. Walaupun dia masih mengenakan pakaian tidurnya, sebuah kaos tanpa lengan yang sengaja digunting dan boxer. Tapi siapa yang peduli akan penampilannya bila dia hanya akan berjalan kurang dari dua ratus meter untuk sampai ditempat makan yang dia tuju?

"Aduh, dompet ketinggalan segala!" Ucap Galang kepada dirinya sendiri. Galang membalikkan badannya, baru beberapa langkah saja dia meninggalkan kamar kostnya, kamar bernomor B4, yang berarti 'Bawah 4' kini dia harus kembali kedalam untuk mengambil dompetnya. Sambil tersenyum karena menyadari kekonyolan yang dia buat, Galang kembali membuka pintu kamar kostnya.

Melepas sendal, berjalan empat langkah untuk meraih dompetnya yang berada diatas meja belajar, lalu kembali keluar dan mengunci kembali pintu kamarnya. Itu yang ada dipikiran Galang, tapi baru satu langkah yang ia pijakkan dilantai kamarnya, sebuah teriakan mengejutkannya. Teriakan dari lantai atas.

***

Seharusnya Tegas berada di Kampus sampai pukul tiga sore, tapi berhubung Mata Kuliah terakhir dibatalkan itu artinya dia bisa kembali ke kamar kostnya dan kembali tidur, membayar hutang begadang semalam.

Tegas memutar pergelangan tangannya, sudah jam 12 siang, waktunya makan. Tapi dia memilih untuk segera bercengkrama dengan selimut dibandingkan dengan ayam goreng. Dipacunya motor Satria dari Kampus menuju Kayu Jati, nama kostannya yang memang terbuat dari kayu jati.

Sesampainya diparkiran Kayu Jati, Tegas sempat melihat Galang yang baru saja keluar kamarnya. Dasar pemalas, pasti dia gak Kuliah lagi tadi, pikir Tegas sambil membuka helm nya. Kemudian berjalan kearah kamar 'B1', kamar yang sudah ditempatinya selama setahun terakhir.

Dan baru saja Tegas meletakkan helmnya diatas meja kecil dekat televisi, sebuah teriakan membuatnya berlari keluar kamar. Teriakannya berasal dari atas, ada apa?

***

Hari ini libur, sehingga Abimanyu memutuskan untuk tidur sepuasnya dikamar ternyaman nomor dua setelah kamarnya sendiri dirumah, yaitu 'B2' di kostan yang bernama Kayu Jati. Abimanyu memang membuat jadwal Semester Pendeknya seminim mungkin, maksudnya, rapatkan semua jadwal dihari yang sama. Dia tidak peduli jika dia harus berada di Kampus dari pagi hingga sore hari, itu lebih baik dibandingan harus datang setiap hari untuk satu Mata Kuliah saja. Dan sekarang dia hanya memiliki jadwal dua hari dalam seminggu, sisa lima harinya bisa dibuat bermalas-malasan dan main-main.

Drrtt... Drrtt... Drrtt..

Handphone Abimanyu bergetar, dan sialnya dia meletakkan benda kecil tersebut dibawah bantalnya. Semalam dia tertidur sehabis phone sex dengan seorang wanita yang tidak dia kenal, suaranya merdu membuat Abimanyu bernafsu. Nomor yang dia dapat dari koran mesum yang dibelinya dipinggir jalan dua hari yang lalu.

Abimanyu melihat display handphonenya, dari Ibu.

"Halo, iya Bu. Ini aku baru bangun... Enggak, hari ini gak ada Kuliah. Kan udah aku ..."

Kalimat Abimanyu tergantung, sebuah teriakan lebih menarik perhatiannya dibandingan menjawab pertanyaan Ibunya. Abimanyu segera memakai celana dan meninggalkan handphonenya begitu saja. Diatas ada apa?

***

Ini baru minggu kedua, namun Bintang sudah menyumpahi keputusannya sendiri untuk mengambil Semester Pendek kali ini. Untuk apa loe ngambil Mata Kuliah yang nilainya udah C, itu artinya sudah lulus kan? Pertanyaan untuk dirinya sendiri yang berada diotaknya.

Kelas ini begitu membosankan, apalagi sekarang sudah lewat dari jam 12 siang. Perut Bintang sudah tidak bisa menahan lapar karena tadi dia melewatkan sarapan. Entah kenapa alarm yang Bintang siapkan semalam tidak berbunyi, atau mungkin berbunyi tapi tanpa sadar Bintang matikan dan tidur lagi.

Lamunan Bintang buyar saat sebuah benda bergetar dikantong celana jeansnya. Bintang memperhatikan Dosen sebentar untuk melihat apakah aman baginya untuk melihat handphonenya. Ahh, jarak pandang si Dosen botak itu kehalangan orang depan gw.

Bintang membuka pesan yang masuk ke handphonenya, dari Galang, taman kost yang kamarnya bersebelahan dengannya.

"Bintang, loe dimana? Cepetan balik, Radit ditemuin tewas dikamarnya. Kostan rame banget, dan Polisi mau nanya-nanya kesemua anak kostan!"

No comments:

Post a Comment